Kamis, 09 Desember 2010

Hakikat wanita sebagai pelayan


Bism Allah ar-Rahman ar-Rahim.
Ini adalah sebuah catatan miringku tentang hakikat seorang wanita. Catatan yang bisa di bilang terlalu pesimis. Tapi ini adalah hasil pemikiran yang saya cuba sajikan dengan bahasa yang masih santun.
Entah berapa abad yang lampau manusia pertama diciptakan "ADAM AS" kemudian atas kehendak Allah diciptakan pula "HAWA" (diciptakan dari tulang rusuk yangg bengkok) sebagai pendamping dan pelayan Adam. Disinilah mulai tergores sejarah wanita. Seperti yang kita ketahui bersama wanita diciptakan lebih lemah daripada pria. Di dalam hukum alam "siapa yg kuat dia yg menang" tak mengherankan jika sudah banyak catatan sejarah tentang penjajahan terhadap putri-putri hawa oleh putra-putra adam. Walau nabi Adam AS tidak melakukan hal ini terhadap Siti Hawa.
Di dalam hukum islam bahkan sebelum islam poligini sudah dikenal, bahkan sebelum islam poligini tak mengenal batas. Masyarakat pra-islam(khususnya di Indonesia) banyak menganggap wanita hanya 3 hal "Dapur, Sumur, dan Kasur" tak mengherankan jika wanita semakin lemah p0sisinya. Sebuah riwayat mengatakan rosullah pernah berkata "jika boleh aku menyuruh manusia bersujud kepada manusia, aku akan menyuruh istri bersujud kepada suaminya." ya kurang lebih begitulah bunyinya. Sekarang semakin paham kan mengapa saya katakan wanita itu pelayan? Hehe pasti udah banyak yang mw bantah "perempuan/istri ialah pendamping suaminya." ah bosen mendapati sanggahan begitu. Kenapa? Hm ya tentu saja karena tetap laki-lakilah yang menjadi pemimpin. Mana boleh wanita jadi pemimpin pria(dalam beberapa hal)? Disadari memang wanita tidak/kurang sanggup memimpin dibeberapa hal TETAPI ITU PUN KERANA PRIA TELAH DI LEBIHKAN oleh Allah. Kendati demikian Allah meminta putri-putri hawa ini untuk tidak "iri". Sebagaimana tanaman tidak iri kepada manusia yang dapat bergerak bebas kerana ini merupakan sunatullah.
Well balik lagi ke pernikahan/walimah. Laki-laki bebas menikah tanpa ijin dari walinya tetapi wanita WAJIB meminta ijin walinya disebabkan kerana wanita itu merupakan "peliharaan" walinya. He he kasar ya menggunakan kata peliharaan? Sabar-sabar, wanita itukan dapat nafkah dr walinya dari kaum adam ya kan? Dan tak jarang wanita yang dilarang bekerja pokoknya area tahanannya ya rumah t0k. Nah lo apa bedanya ama kucing peliharaanku yang ga boleh keluar rumah? Yang penting kucingku tak mandiin tak kasih makan tak bawa ke dokter kalo sakit. Sama toh?? Malah masih enakan kucing tinggal melungker turu sak geleme (dalam istilah jawanya artinya tidur-tiduran semaunya). Wanita terutama seorang istri di tuntut untuk sanggup menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk tuannya(suami/walinya). Seakan ini adalah mutlak urusan wanita [gak tauk apa si ngurusin rumah tuh lebih cape daripada kerja diluar!] pokoke pak bos cuma tauk beres, apa lagi m0del pria yg "sok".
Wanita oh wanita daya pikatmu memang menggoda tapi takdirmu tak lebih dari hamba sahaya. Kalian sendiri pun tahu bukan kah laki-laki berhak untuk memiliki sampai 4 isteri? Kalo di pikir-pikir ya maruk amat gt loh secara satu ajah gak abis-abis(eits tp saya tak brani menjudge). Hehehe kerana hal tersebutpun terjadi kerana sunatullah atas k0ndisi fisik wanita yang tak elok apa bila poliandri. Budak-budak wanita pun boleh disetubuhi tuannya. Sedang budak-budak pria tak boleh walau hanya disentuh afwan "penisnya" dg dalih menjaga kehormatan wanita.
Oh ya aku juga membahayangkan bagaimana jika priapun berwajib gunakan hijab? :LOL: afwan tapi ayolah jujur tak hanya wanita yang menarik dalam kaca pandang kaum adam. Kaum adampun dapat terlihat elok dari kaca pandang kami wanita. Mau bukti cuba give a questi0n to many girls who like watch k0rea or japan film. Tanya pada mereka punya aktor favorit tidak! Hehe saya yakin banyak yang tergila-gila bahkan berhayal menjadi pasangan aktor yang ketampanannya semu tersebut. So, kenapa hanya perempuan yang wajib pakai hijab? Kalau pria memiliki aurat dr pusar sampai lutut ok wajar soal'n diantara itu ada sensor hehe. Lalu kenapa aurat wanita tidak sekadar tulang belikat hingga lutut sahaja?? Toh bentuk kepala dan kaki baik wanita maupun pria juga sama?
Ehm ada lagi nieh urusan ranjang. Saat suami ingin wanitanya segera melayaninya. Wanita itu wajib kudu musti harus manut njeh2 alias nurut gak peduli perasaan tuh wanita(kcuali karena uzur syar'i). Kalo gak weleh para malaikat mengutuk hingga terbit fajar. Kadang kan kita juga lagi datang malasnya kadang juga lagi cape, tapi gara-gara cape juga jadi malas, he... sama ajah toh intinya malas. Tapi sebaliknya b0r0-boro, ya sesuka lakinyalah mana ada pria gara-gara menolak urusan ranjang dilaknat malaikat? Kalau istri salah boleh pisah rajangnya bahkan sampai dipukul. Tapi kalo suami salah? Mana boleh misahin ranjangnya w0ng kalo misahin kita kena laknat?
Well tp gimanapun beratnya kitapun di permudah masuk surga asal kita patuh terhadap sunatullah. Karena Allah Maha Bijak. Seperti di permudahnya orang2 miskin(kan menderita juga tuh) msk surga.
Wallahu alam.

by Rarasati on Friday, September 24, 2010 at 1:13pm

Jumat, 19 November 2010

Dear Diary


Hari sudah beranjak senja, setahun lebih sudah berlalu dari masa itu. Sebuah hari dimana aku bergerak menuju kehidupan dan penghidupan baru. Mengubur sisi gelap dalam jiwaku jauh dan jauh sebagai rongsokan masa silam. Dengan sebuah baterai yang siap mencharge keberadaan sadarku, aku terbimbing sejejak dan sejejak.

Bermula dari pertemuan singkat yang membawa aku kedalam arus terikat. Sebuah arus menuju lautan lepas nan indah walau tak seindah jalan yang harus dilewatinya. Hina dera dan kemunafikan menjadi cercaan jiwa ini selama hari-hari pembaktian. Selongsong suara kebenaran aku deru deru hingga bising otopun harus ikut menyertai hijrah singkatku dalam kesunyian. Dalam sebuah tindak tiada pasti aku langkahkan kaki mengungsi menuju kota lain demi mempertahankan diriku aku dan keyakinan kebenaran atasku. Leka yang selama ini menjadi bagian dari namaku kian ku tinggal pergi. Berganti sesosok yang siap menghadapi mentari.

Begitulah kerja manis tangan Tuhan dalam hidupku sebuah kisah tindak tanduk yang amat berliku. satu dua tiga terbit terbenam mentari bergilir aku pun kembali dalam kepalsuan kedok sebuah hegemoni berbintang "keluarga". Dengan siksa batin yang sangat membuatku kecewa dan bungkam sampai detik tertulis note ini.

Larangan bukan berarti pagar penghalang. Rintangan berarti pengalaman pendewasaan, diam dan sabar aku berlindung di bawah bendera abu-abu. Membolak balik hitam putih yang menjadi wajahku. Bukan lagi bernama "AKU" tetapi "KAMI" dan bukan "DUA" tetapi "TIGA". Semua kusyukuri meski irisan hati terkadang tak dapat ku pungkiri ini adalah penokohanku sebuah jiwa diantara anta maupun prota-gonis. Ini jiwaku yang menyimpan sejuta kasih meski harus ku gadaikan darahku.

Bulan ini istimewa, aku terseyum menyambutnya tahun ke-8 kebersamaan mereka dan millad bagi kami semua. Semoga Tuhan memberi yang terbaik untuk kita semua Kau, Kau dan Aku.

Sedikit menilik berapa pekan sebelum ini. Seakan mudah hari-hari menggeserkan jarum-jarum dinding. Aku terus tumbuh dan berkembang dalam rohani yang dipaksa berimbang. Namun, seakan kemarahan muda itu masih terpendam, aku pun membabi buta ditengah resahnya perjalanan. Rontaan yang banyak sebelumnya harus dipendam, keluar menelisik lewati celah-celah mungil. Ya, demikian tak sempurnanya seorang anak manusia.

Aku tahu ini bukan jawaban atas gundahku, bukan pula penyelesaian. Hingga tiba kekalapan akan raga aku berpandu wisata dengan hasrat demon kecil. Tak elak tamparan keraspun ku rasa tidak bukan berupa luka yang menganga tapi dalam dalam terpejam.

Tamparan manis yang ku pahami kandungan jamu di dalamnya. Ku coba resapi sedikit demi sedikit pahit dalam sehat yang dikandungnya. Ah aku membaik walaupun sedikit pula harus kembali terlena oleh kesalahan yang sama. Letih aku memaki letih aku memberontak hanya pelukan hangat harap kini hanya kasih dekapan suci.

Melepas penat segala problematika aku pun bergegas pergi hari ini menuju sebuah kota yang masih cukup nyaman udara untuk ku hirup. Aku berdua dengan seorang kawan baik, sejenak ia harus tinggalkanku tak lama may be 5 until 10 minutes tetapi kepergiaanya memberi sedikit ruang yang ternyata memang aku perlukan selama ini. Ruang syukur dengan melihat dan menatap manusi-manusia lain. Diantara banyak kesibukan dan tersebarnya putra putri Adam dalam petak-petak sebuah ruang interaksi mereka menyadarkan "Aku tak sendiri" semua memiliki masalah semua memiliki rintang dan begitu banyak jalan penyelesaian maka aku harus kuat bertahan demi sebuah mimpi yang ingin ku kibarkan kebesarannya nanti.

Tuhan terimakasih atas hari indah ini. Terimakasih telah mengirimi malaikat-malaikat kecilmu untuk temani aku, menegurku dan menggandeng mesra tubuh yang renta milikku. Karena aku percaya "Semua akan menjadi indah pada waktunya".


Selasa, 26 Oktober 2010

Legalnya Kemunafikan Berkedok PENDIDIKAN



Bagi sebagian orang masa orientasi adalah hal yang wajar ketika terjadi keisengan-keisengan yang dilaksanakan oleh senior kepada junior mereka. Yang mana pada jaman dahulu disebut dengan kegiatan perpeloncoan. Hal ini sudah secara turun-menurun dilakukan di kalangan pendidikan dengan alasan klise sebagai pendidikan mental untuk menjadi orang yang kuat dan tegar. Namun justru yang ditemukan dalam dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu dendam yang harus dibayar oleh junior selanjutnya.
Bentakan sampai tindakan fisik pun dihalalkan pada tahapan ini. Semua kembali dikatakan dengan alasan pendidikan mental.
2 butir aturan yang menjadi salah satu penyebab bobroknya mental anak bangsa.
1. Senior/Petinggi SELALU BENAR
2. Jika senior/petinggi salah KEMBALI KE NO.1
sadar atau pura-pura tidak sadar para junior dilatih untuk bungkam dan taat pada atasan sekalipun hal itu tidak benar.
dalam masa itu para peserta dipaksa mau tidak mau untuk tunduk kepada aturan-aturan yang terkadang tak masuk akal dan bahkan sering pula ditemukan bahwa para senior mereka justru mencari-cari kesalahan. TIDAK HANYA DI BIDANG MILITER tetapi juga sekolah-sekolah bahkan perguruan tinggi UMUM. Sedangkan bagi para senior hal ini dianggap kegiatan balas dendam atas apa yang dahulu mereka rasakan.
mirisnya hal ini di legalkan oleh lembaga-lembaga pendidikan. bersyukur kini masalah tersebut tidak separah dahulu TETAPI tetap masih ada jejak peninggalan yang terus membekas secara turun menurun. Haruskah suatu kesalahan dilestarikan hal ini sama saja dengan menyimpan bangkai di kamar istimewa bau dan akan semakin bau jika terus menerus dilaksanakan.
Pantas jika setelah keluar dari lembaga pendidikan mereka menjadi orang-orang yang haus kekuasaan otoriter dan keras ternyata pendidikan negeri kita masih bobrok. Banyak diantara mereka bertitle ORANG BERPENDIDIKAN tetapi attitude tak lebih dari seorang PREMAN.
15 Until 17 OKTOBER 2010
Sekitar 150 Mahasiswa berbondong-bondong mendatangis sebuah kampus di bilangan Jakarta Pusat. Dengan berbagai atribut tentengan yang tampak berat yang kemudian diketahui sebagai bekal perlengkapan untuk acara yang diadakan Badan Eksekutif kampus mereka yang di laksanakan 3 hari 2 malam yang disinyalir sebagai acara BAKTI SOSIAL.
Dari narasumber yang didapat sebut saja T,N,R,A,D dan lainnya sebelum penyelenggaraan hari itu para senior di BEM melakukan promosi besar-besaran yang menjamin TIDAK ADANYA KEKERASAN FISIK dalam acara tersebut. Desas-desus mengenai acara tersebut adalah ajang perpeloncoan sebenarnya sudah terdengar sejak jauh-jauh hari bahkan banyak para senior yang menyarankan untuk tidak mengikuti acara tersebut. Namun tanpa terduga dari pihak BEM ikut gencar dalam promosi tersebut bahkan samapai terjadi pemaksaan.
well, the big question is " What happen in there??"
Seperti yang telah dijadwalkan mereka pun segera berangkat menuju daerah di luar kota tempat pelaksanaan acara dengan sebuah kendaraan yang disewa dari TNI. Kedatangan mereka dilokasi kemudian dikejutkan oleh beberapa senior yang dilagakan sebagai seorang yang galak dan tegas. atura-aturan pun dibuat (aturan 2 pasal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) bagi yang melanggar mendapat sangsi fisik berupa push up dan skot jam.

Benar dan salah para junior tersebut adalah tergantung dari senior mereka. Tangis ratap bahkan banyak yang jatuh pingsan di lokasi tersebut yang dikatakan oleh mereka sebagai shok terapi. Benarkah hal ini harus dilakukan??
Sebuah acara yang sebelumnya dijamin menyenagkan having fun benar-benar telah menjadi terputar balik yang puncaknya terjadi pada sekitar 12 AM tanggal 17. Para senior alumni yang diundang sebagian besar telah lepas kontrol sehingga terjadi kontak fisik(penendangan, diinjak,ada yang terkena sundut rokok juga walau tak sengaja diakibatkan karena para senior alumni tersebut merokok sambil melakukan acara perpeloncoan dan tak hanya itu dari ulut mereka tercium aroma khas alkohol). Para peserta direndam di air lumpur disaat hari mencapai dinginnya puncak malam dan setelah proses perpeloncoan itu yang lebih kurang 1 jam korbanpun berjatuhan. kembali di pos utama sekitar pukul 3 Am dan dilarang ganti baju hingga pukul 6 Am. 2 orang gugur ke tim medis akibat tak kuasa menanggung hawa dingin yang menusuk. dalam acara 3 hari 2 malam tersebut pada hari kedua tidak diberikan waktu shalat ashar dan pada hari terakhir tak ada dapat mengerjakan shalat secara sempurna dikernakan najis saat direndam dalam lumpur (ada yang haid ikut masuk kedalam kolam juga). 3 hari tak ada yang boleh mandi sehingga mengakibatkan juga kerugiaan medis pada peserta ditambah bayak kerugian lain.
Yang lebih mengecewakan ialah BAKTI SOSIAL yang mereka umbarkan sebelumnya hanya sebuah acara simbolis serah terima.
Pelajaran yang didapat bukan lagi keberanian ketahanan mental seperti apa yang banyak diumbarkan oleh mereka. NAMUN, dibalik itu semua pelajaran yang berharga ialah HAK OTORITAS SEBUAH KEKUASAAN, Penghalalan segala cara dalam mencapai tujuan yang dimaksud, dan tak lupa bahwa pondasi agama bukan pokok dari kehidupan pendidikan.
inilah yang terjadi disekitar kita jadi jangan heran jika para pemimpin (DPR/MPR) kita belum lama ini terdengar hendak belajar ATTITUDE ke YUNANI. Benar-benar pembuktian implisit tentang bobroknya Negeri ini.
Oleh : Rarasati

Minggu, 22 Agustus 2010

Ketika Hidup Menjadi Pilihan

Sudah sejak lama dari dimulainya jejak kehidupanku. Aku mengalami banyak rintang nafsu dan hati. Bergejolak dan tak terhenti.

Kala aku kembali kepada kesendirianku, termenung aku bfikir tentang kehidupan semu. Terlalu banyak n0da yang ku torehkan selama ni. Terjepit aku antara pilihan keluarga dengan kesucian iman. Entah ku bimbang di sampingku berdamping sesosok kesetiaan. Tapi masih kah seorang diriku pantas mendapatkan hal itu?

Oh tidak Tuhan begitu sabar dan mencintaiku. Belaian lembutnya selalu menemani jejak langkahku, di masa-masa kenistaan adalah pilihanku tiada serta merta Tuhan menghukumku. KasihNya yang begitu besar mengalih pandangku tentang hakikat dunia. Mengajarku tentang kesetian,ketulusan,dan murninya arti pengorbanan.

Entah tak mudah memang untuk berubah tapi ku yakin pada-Nya. Ku gantungkan hidup pada-Nya. Semoga keputusan hijrah dan beriman seutuhnya menjadikan senyum pada-Nya kala memandangku saat ini. Walau getir yang begitu ku rasa tapi semua adalah perwujudan cinta yang akan di genapkan dengan satu kata "SURGA".

Oleh : Rarasati

Sabtu, 26 Juni 2010

Kemerdekaan

Tahukah kamu apakah hakikat ke-mer-de-kaan itu??
kemerdekaan pada dasarnya adalah bagian dari hak asasi manusia.

Sayangnya sudah 64 tahun indonesia merdeka pola pikir kemerdekaan ini belum menjiwai masyarakatnya. Kebebasan berpendapat yang diagung-agungkan pada UUD 1945 pasal 28 pada prakteknya adalah bernilai "ZERO"(banyak sekali terjadi kasus KKN yang membungkam kebenaran dengan aktiva) tak hanya itu masalah ini bukan hanya terjadi di dalam pemerintahan kita tetapi juga di tatanan masyarakat terkecil yaitu keluarga. Anak adalah bagian terkecil yang di anggap sebagai bawahan, bukan sebagai partner. Entah mungkin terlalu lama di jajah, negara ini tumbuh dengan masyarakat berpola pikir selayaknya penjajah.

Konsep penjajah ialah "MUTLAK" tidak ada kata tidak. Otoritas adalah milik penguasa dan bawahan adalah bernilai tak lebih dari akses pemanfaatan ambisi para penguasa menggapai cita. Entah sampai kapan tradisi ini akan terus di turunkan kepada anak negeri ini sangat membahayakan karena memunculkan kader-kader penjajah di negeri sendiri. Padahal di negeri ini mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Di dalam ISLAM sendiri kebebasan di hargai baik, sebagai sebuah bukti pernyataan yang tertuang di (QS Al-Kafirun: 6) "untukmu agamamu, dan untukku agamaku." di dalam surat yg telah biasa kita dengar ini, jelas tergambar kebebasan dalam menentukan sikap.

Masyarakat kita harus diajar untuk menghargai kemerdekaan simple di mulai dari yang kemasyarakatan terkecil yaitu keluarga. Konflik itu memang selalu ada di dalam kehidupan, tidak dapat dihindari namun hal ini dapat di minimalisir dengan menghilangkan sifat-sifat penjajah itu sendiri.

Menghargai perbedaan pendapat antar keluarga adalah salah satu kunci keberhasilan membina keluarga idaman. Hilangkan intrik dan sahabat-sahabat yang menyertainya karena dari sinilah kepercayaan akan timbul dan kejujuran di gemari, dan seandainya keluarga-keluarga indonesia telah dapat menghargai hakikat kemerdekaan yang sebenarnya insya Allah niscaya tak ada lagi koruptor di negeri ini. karena pola pikir penjajah lenyap dari muka bumi pertiwi.

Oleh : Rarasati

Selasa, 18 Mei 2010

Sebutir Senyuman


Di dalam hidup ini tak ada manusia luput dari masalah dan kerap kali membuat kepala serasa di taruh boom waktu yang siap meledak seketika. Berbagai macam masalah memang dapat timbul dari segala sudut ruang bidang kehidupan. Namun bukan berarti kita harus melepas senyuman kita. Saudara tahu? Bukankah senyuman juga merupakan ibadah karena di dalam senyuman sungguh terdapat ketentraman bila dipandang.

"Bagaimana saya dapat tersenyum jika saya penuh dengan masalah!", :) banyak sekali orang yang berkata demikian. Tahukah kalian apa kuncian senyuman tersebut??

Hanya terdiri 6 huruf “IKHLAS”, mengutip perkataan seorang sahabat “Tidak akan merasakan kebahagiaan, seseorang yang tidak diberi kemampuan untuk bersyukur”. Apa pengertian ikhlas itu??

*IKHLAS :
Menurut bahasa :
Bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor
Menurut istilah :
Niat hanya mengharap ridho Allah

Perlu saudara ingat IKHLAS merupakan buah dan intisari dari iman, jika tiada keikhlasan semua menjadi sia-sia. Senyuman pun demikian harus ada rasa keikhlasan penuh dalam penerapannya. Ketika ilmu ikhlas telah kita dapatkan saudara akan benar-benar merasakan keindahan tatanan hidup kita.

“Bagaimana agar saya dapat ikhlas??”.

:) yang pertama dan utama sadari dahulu keberadaan saudara di dunia. Siapa dan berperan apa saudara di dunia ini? Karena hal tersebut tidak dilihat dari jabatan saudara di kantor maupun banyak emas yang berhasil saudara timbun untuk mencukupi kehidupan anak cucu saudara di masa datang. TIDAK, sekali lagi saya katakan bahwa saudara, saya dan kita semua adalah hanya bermartabat sebagai seorang hamba. Yang dapat membedakan kita di sisi-Nya hanya amal perbuatan dan ilmu yang kita timba semasa hidup.

Hakikat seorang hamba adalah bernilai kosong di mata Tuannya. Mengapa Sang Tuang berHAK penuh atas keadaan saudara. Jangan sekali-kali menghardik Sang Tuan karena saudara adalah kepemilikan-Nya. Jika Tuan memberi anda hanya sesuatu terimalah karena itulah yang dinilai pantas untuk saudara. Selain itu Tuan di raja Agung kita adalah sosok Yang Maha Adil dimana Ia mampu melakukan perhitungan terperinci mengenai kesanggupan kita dan kebutuhan kita. Tuan Yang Maha Agung adalah Allah,Tuhan semesta alam. Tuhan tidak memberikan apa yang kita pinta NAMUN jauh dari pada itu Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan.

“Tapi itu semua berat? Bagaimana saya sanggup?”

Cermati hidupmu, tengoklah kanan dan kiri. Satu persatu raga itu di rubuhkan dan yang berawal dari yang fana akan kembali kepada asal mula, tanah dan kembali tanah. Itulah sifat raga kita sebagai manusia. Tetapi ingatlah roh kita tetap ada dan akan di persiapkan menghadap ke pada Sang Tuan untuk mempertanggung jawabkan segala kerja (“Aku tidak menciptakan jin dan MANUSIA melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”) yang telah di percayakan di dunia. Inilah peradilan adil dan terakhir dimana tak ada lagi dusta tak ada lagi kesempatan kedua. Maka terimalah segala ketentuan itu hanya untuk mendapat ridhonya. Dekatkan diri saudara di bawah naungan-Nya dan biar kan Invisible hand itu berkerja membimbing hari-hari anda percayailah itu. Bahwa akan tiba masa senyuman saudara bukan lagi usaha melainkah hadiah kekal keberhasilan anda di dunia. Isha Allah saudara akan mendapatkan keikhlasan itu di dalam diri saudara dengan sendirinya

*Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Oleh : Rarasati

Sabtu, 15 Mei 2010

Mempelajari si buah hati

Terkadang orang tua lupa bahwa buah hati mereka telah menjadi remaja tumbuh dan dewasa. Maka diperlukan cara yang berbeda pula dalam menghadapinya. Jangan selalu menganggap mereka anak kecil dimata anda hargailah meskipun hal kecil dari apa yang mereka telah capai jangan mencela apapun hasilnya tetapi dorong anak anda untuk terus berkarya dengan bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.

Tetapi ketika pilihan anda dan si buah hati bertolak belakang cobalah untuk berdiskusi INGAT TANPA EMOSI MAUPUN MENEKAN, ajarkan anak anda realistis. Example: anda meminta buah hati anda mengambil fakultas kedokteran karena anda tahu bahwa anak anda mampu dibidang tersebut tetapi buah hati anda ingin mengambil seni fotografi, disini kebijakan anda sebagai orangtua ditunjukan ambilah jalan tengah. Semisal membiarkan anak anda mengambil kursus fotografi dan meminta dia mengambil jurusan kedokteran. Keberhasilan seorang anak juga bergantung dari orangtuanya, tetapi tak jarang semakin anak beranjak dewasa semakin sering pula konflik itu terjadi.

Banyak orangtua yang memaksakan kehendaknya tanpa diimbangi komunikasi yang memadai dengan si anak. Perlu diketahui juga bahwa karakter anak merupakan pembentukan orangtua. Jadi jangan pernah sepenuhnya menyalahkan si anak apabila ia menjadi bukan seperti yang anda harapkan. Mencegah hal itu semua terjadi lebih mudah ketimbang anda harus memperbaiki kesalahan.

Di dunia ini tak ada satu anakpun yang tidak berharap orangtuanya dapat menjadi teman yang ramah baginya. Sayang banyak orangtua lebih memandang sepela hal tersebut dengan menitipkan anak mereka dengan pembantu / baby sitter. Itu merupakan kesalah utama dan pertama bagi orangtua. Memang diakui pada masa seperti ini perempuan dituntut pula untuk mandiri bekerja dan menacari nafkah bersama suami. Namun, alangkah baiknya apabila kedua orangtua menyempatkan waktu untuk sekedar sharing dengan anak mereka, mengajarkan beberapa hal tentang kehidupan sebagai pemantapan bekal kehidupan mereka.

Beri buah hati anda tugas sesuai dengan batasan usianya sehingga kelak ketika mereka beranjak dewasa mereka tidak lagi canggung dengan apa yang harus mereka kerjakan dengan mengesampingkan “seberapa besarpun anda sanggup membayar orang lain untuk melakukan hal tersebut”. Tanamkan kemandirian anak sejak dini karena tak selamanya anda akan berada di samping putra-putri anda. JANGAN PERNAH MANJAKAN MEREKA DENGAN SEGALA FASILITAS ANDA!

Terkadang pemberian privasi terhadap anak dapat menjadi media belajar baik bagi anak anda untuk menjadi pribadi yang mandiri. Example, sejak usia balita berilah anak anda ruangan pribadi dimana ia bertanggung jawab terhadap kamarnya tersebut. Untuk usia 2 tahun mungkin anda dapat mengatakan “adik, ini kamar adik, adik harus jaga jangan di buat kotor ya... kalau kotor temannya ku-man..” dengan begitu setidaknya memori anak anda telah terangsang bahwa kebersihan itu adalah penting.

Ketika buah hati anda semakin tumbuh dan semakin mengenal lingkungan sekitarnya dan bermain bersama teman-temannya, jangan lupa mulai menerapkan batasan-batasan pergaulan itu TANPA bersifat otoriter maupun overprotect terhadap mereka karena justru dengan anda melakukan sifat otoriter dan berlebihan dalam protect anak anda itu akan membuat hubungan anda dan buah hati merenggang. Ikuti pola pikirnya dan dan sesuaikan dengan kaidah pondasi agama yang kuat. Agama merupakan pondasi kokoh untuk anda maupun anak anda berpegang teguh di dalam kehidupan ini.

Tekankan 3 konsep utama agama tentang kehidupan terhadap anak anda yaitu :
- Vertical keatas : berarti hubungan pribadi dengan Tuhan
- Horizontal : berarti hubungan pribadi dengan sesama
- Vertical turun : berarti hubungan pribadi dengan alam dan sekitarnya

Dan seimbangkan hubungan keseluruhan 3 konsep tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Tak perlu rumit anda dapat saja mengajak anak anda menanam tanaman bersama ketika liburan dan memberitahunya bahwa segala yang ada baik di langit maupun bumi adalah ciptaan Tuhan agar kelak ia pandai bersyukur. Dapat pula secara sederhana anda mengatakan kepada si buah hati “adik, coba lihat rumah kita bersihkan?? nyaman tidak di tinggali?? Itu sebabnya kamu harus menjaga kebersihan..kebersihan itu sebagian dari iman. :)”

Hal-hal sederhana tetapi sangat berati bagi tumbuh kembang buah hati anda. Kepedulian anda masa depan mereka dan didiklah mereka sejak dini mengikuti masa dan pola pikir mereka.

NB : bagi orangtua yang sibuk dengan segala urusan pekerjaan satu pertanyaan mengenai anda.
"Anda bekerja untuk anak atau untuk kepuasan ego menjunjung prestise...?"

Oleh : Rarasati

Selasa, 20 April 2010

Asal Nama Indonesia

Di masa penjajahan India-Belanda ini muncul nama Indonesia. Pertama kali digunakan oleh dua orang Inggris, yaitu George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara kelahiran London, yang bersama James Richardson Logan, seorang pengacara kelahiran Scotlandia, menulis artikel sebanyak 96 halaman di Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia No. 4, tahun 1850 dengan judul "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders." Mereka menamakan penduduk India-Belanda bagian barat yang berasal Proto-Malaya (Melayu tua) dan Deutero-Malaya (Melayu muda), sebagai Indunesians (Indu, bahasa Latin, artinya: India; Nesia, asal katanya adalah nesos, bahasa Yunani, artinya: kepulauan). Sedangkan penduduk di wilayah India-Belanda bagian timur masuk ke dalam kategori Melanesians (Mela = hitam. Melanesia = kepulauan orang-orang hitam). Oleh karena itu, Earl sendiri kemudian cenderung menggunakan istilah Melayu-nesians, untuk menamakan penduduk India-Belanda bagian barat. Kemudian Logan merubah Indunesia menjadi Indonesia (Indos dan Nesos, keduanya berasal dari bahasa Yunani) dalam tulisan-tulisannya di Journal tersebut.
Adalah Adolf Bastian, seorang dokter dan sekaligus etnolog Jerman, yang mempopulerkan nama Indonesia ketika menerbitkan laporan perjalanan dan penelitiannya di Berlin, yang diterbitkan dalam karya 5 jilid (1864 – 1894) dengan judul “Indonesien, oder die Inseln des malaysischen Archipels” (bahasa Jerman, artinya: “Indonesia, atau Pulau-Pulau dari Kepulauan Malaya”). Jilid I berjudul Maluku, jilid II Timor dan Pulau-Pulau Sekitarnya, jilid III Sumatera dan Daerah Sekitarnya, jilid IV Kalimantan dan Sulawesi, jilid V Jawa dan Penutup.
Sejak dahulu hingga sekarang, para ilmuwan Eropa lebih senang menggunakan istilah/kata bahasa Latin atau Yunani untuk penamaan hal-hal yang sehubungan dengan ilmiah, demikian juga untuk menamakan ras penduduk di wilayah Malaya dan India Belanda bagian barat.
Eduard Douwes Dekker, dalam bukunya “Max Havelaar” menyebut India-Belanda dengan nama Insulinde, variasi bahasa Belanda untuk Kepulauan India. Ketika Indische Partij (Partai India) yang didirikan oleh keponakannya dilarang oleh Pemerintah India Belanda tahun 1913, para anggotanya mendirikan Partai Insulinde.
Baik Indunesian, Indonesien atau Insulinde semua artinya adalah Kepulauan India, untuk menunjukkan identitas pribumi yang hidup di bagian barat wilayah India- Belanda, sedangkan yang hidup di wilayah timur –Flores, Timor, Maluku dan Papua-sebenarnya adalah orang-orang Melanesia (Kepulauan orang-orang hitam).
Yang termasuk pertama menggunakan kata Indonesia pada awal tahun 20-an adalah Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sam Ratu Langie dan Partai Komunis Indonesia.
Jadi kata Indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik Indonesia artinya tak lain adalah: Kepulauan India.
Selain Indonesia, yang menggunakan nama yang “diciptakan” oleh orang-orang Inggris dan kemudian dipopulerkan oleh orang Jerman, juga Phillipina (Filipina), yang masih tetap menggunakan nama peninggalan penjajahan. Ketika orang-orang Spanyol menguasai wilayah tersebut, sebagai persembahan kepada raja Spanyol, Phillip, jajahan itu diberi nama Philippina.
Banyak negara setelah merdeka mengganti nama yang “diciptakan” atau diberikan oleh penjajahnya, seperti Ceylon menjadi Sri Lanka, Burma menjadi Myanmar, Indo-Cina menjadi Vietnam, Rhodesia menjadi Zimbabwe, Gold Coast menjadi Ghana, South-West Afrika menjadi Namibia, dll.
Jadi seandainya bangsa ini sepakat untuk meninggalkan nama yang diciptakan oleh orang Eropa, maka Indonesia bukanlah negara pertama yang mengganti nama peninggalan masa penjajahan.
Dapat menjadi bahan pertimbangan, untuk kembali menggunakan nama yang telah lebih dari 1000 tahun digunakan oleh nenek moyang kita, yaitu NUSANTARA.

Disadur dari blog lain