Selasa, 18 Oktober 2016

Kejujuran dan Pemaafan Benteng Kokoh Pernikahan

Di dunia ini tak ada seorangpun yang terlepas dari pelik masalah rumah tangga. Tak ada juga seorang manusiapun yang sempurna baik laki-laki maupun perempuan. Maka kejujuran dan pemaafan adalah modal dasar kokohnya sebuah pernikahan.

Berapa banyak rumah tangga hancur karena kebohongan dan berapa banyak rumah tangga hancur karena ketiadaan maaf. Sakit mungkin pedih jelas apalagi bila kesalahan itu fatal, tetapi jika mengingat indahnya kasih sayang diantara keduanya selama sebelumnya yang disadari dengan tulus oleh keduanya betapa sayangnya jika berakhir sia-sia. Terutama jika perubahan itu nyata, tulus menuju perbaikan dan kebaikan. Darimana kita tahu itu menuju kebaikan dari sebuah kejujuran dan pemaafan. Indah untuk ditulis namun berat dihati. Maka, memintalah pada Dia yang membolak-balik hati untuk mendapatkan ketetapan hati yang lapang.

Cerita berbeda jika kebohongan terus dipertahankan dan ego yang dimainkan. Rasa cinta dan kasih sayang adalah suatu prinsip memberi tanpa pamrih, jika hanya sebelah pihak itu namanya azaz manfaat. terkadang ketika ini yang terjadi memang melepaskanlah pilihan terbaik daripada bertahan namun menumpukan dosa dengan penyesalan.

Rabu, 05 Oktober 2016

Islam dan Perkembangan Dunia Psikologi

Saya sering mendengar pandangan pesimis beberapa orang "Ngapain belajar psikologi kunci dari kesehatan jiwa itu ya deketin diri sama pencipta." Dan aku hanya tersenyum.

Faktanya sekelas ustadpun masih banyak butuh psikolog dan psikiater sebab dalam dunia psikologi tak hanya kasus schizopren yang ditangani tapi juga ada tentang pendidikan, pola asuh, anak berkebutuhan khusus. Dimana treatmen khusus terhadap hal tersebut diperlukan. Meski sebagian orang  memilih pendapat bahwa psikologi tidak sesuai syariat islam karena ilmu-ilmu dari barat faktanya sekolah-sekolah pun tetap mengadopsi teori-teori pendidikan dalam psikologi.

Sebenarnya dalam semua bidang tidak terlepas dari penggunaan positif dan negatif bahkan dalam hal agama terkadang juga dimanfaatkan secara negatif. Mari merenung sejenak seandainya ilmu psikologi tidak ada maka betapa kasihannya anak-anak autis yang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat padahal dalam urusan makan saja mereka memiliki banyak pantangan agar bisa lebih baik kondisinya. Semua itu karena berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga anak autis saat ini dapat treatmen yang lebih baik dan tepat untuk kebutuhannya.

Akhir kata simple aja sih dalam agama islam, kita dituntut belajar hal-hal yang bermanfaat sebagai buktinya pada zaman kejayaan Islam perkembangan ilmu pengetahuan juga dalam kondisi yang melesat berjaya. Namun teknologi dan ilmu pengetahuan itu haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. So, menjadi muslim gak berarti harus kolot :)