Selasa, 26 Oktober 2010

Legalnya Kemunafikan Berkedok PENDIDIKAN



Bagi sebagian orang masa orientasi adalah hal yang wajar ketika terjadi keisengan-keisengan yang dilaksanakan oleh senior kepada junior mereka. Yang mana pada jaman dahulu disebut dengan kegiatan perpeloncoan. Hal ini sudah secara turun-menurun dilakukan di kalangan pendidikan dengan alasan klise sebagai pendidikan mental untuk menjadi orang yang kuat dan tegar. Namun justru yang ditemukan dalam dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu dendam yang harus dibayar oleh junior selanjutnya.
Bentakan sampai tindakan fisik pun dihalalkan pada tahapan ini. Semua kembali dikatakan dengan alasan pendidikan mental.
2 butir aturan yang menjadi salah satu penyebab bobroknya mental anak bangsa.
1. Senior/Petinggi SELALU BENAR
2. Jika senior/petinggi salah KEMBALI KE NO.1
sadar atau pura-pura tidak sadar para junior dilatih untuk bungkam dan taat pada atasan sekalipun hal itu tidak benar.
dalam masa itu para peserta dipaksa mau tidak mau untuk tunduk kepada aturan-aturan yang terkadang tak masuk akal dan bahkan sering pula ditemukan bahwa para senior mereka justru mencari-cari kesalahan. TIDAK HANYA DI BIDANG MILITER tetapi juga sekolah-sekolah bahkan perguruan tinggi UMUM. Sedangkan bagi para senior hal ini dianggap kegiatan balas dendam atas apa yang dahulu mereka rasakan.
mirisnya hal ini di legalkan oleh lembaga-lembaga pendidikan. bersyukur kini masalah tersebut tidak separah dahulu TETAPI tetap masih ada jejak peninggalan yang terus membekas secara turun menurun. Haruskah suatu kesalahan dilestarikan hal ini sama saja dengan menyimpan bangkai di kamar istimewa bau dan akan semakin bau jika terus menerus dilaksanakan.
Pantas jika setelah keluar dari lembaga pendidikan mereka menjadi orang-orang yang haus kekuasaan otoriter dan keras ternyata pendidikan negeri kita masih bobrok. Banyak diantara mereka bertitle ORANG BERPENDIDIKAN tetapi attitude tak lebih dari seorang PREMAN.
15 Until 17 OKTOBER 2010
Sekitar 150 Mahasiswa berbondong-bondong mendatangis sebuah kampus di bilangan Jakarta Pusat. Dengan berbagai atribut tentengan yang tampak berat yang kemudian diketahui sebagai bekal perlengkapan untuk acara yang diadakan Badan Eksekutif kampus mereka yang di laksanakan 3 hari 2 malam yang disinyalir sebagai acara BAKTI SOSIAL.
Dari narasumber yang didapat sebut saja T,N,R,A,D dan lainnya sebelum penyelenggaraan hari itu para senior di BEM melakukan promosi besar-besaran yang menjamin TIDAK ADANYA KEKERASAN FISIK dalam acara tersebut. Desas-desus mengenai acara tersebut adalah ajang perpeloncoan sebenarnya sudah terdengar sejak jauh-jauh hari bahkan banyak para senior yang menyarankan untuk tidak mengikuti acara tersebut. Namun tanpa terduga dari pihak BEM ikut gencar dalam promosi tersebut bahkan samapai terjadi pemaksaan.
well, the big question is " What happen in there??"
Seperti yang telah dijadwalkan mereka pun segera berangkat menuju daerah di luar kota tempat pelaksanaan acara dengan sebuah kendaraan yang disewa dari TNI. Kedatangan mereka dilokasi kemudian dikejutkan oleh beberapa senior yang dilagakan sebagai seorang yang galak dan tegas. atura-aturan pun dibuat (aturan 2 pasal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) bagi yang melanggar mendapat sangsi fisik berupa push up dan skot jam.

Benar dan salah para junior tersebut adalah tergantung dari senior mereka. Tangis ratap bahkan banyak yang jatuh pingsan di lokasi tersebut yang dikatakan oleh mereka sebagai shok terapi. Benarkah hal ini harus dilakukan??
Sebuah acara yang sebelumnya dijamin menyenagkan having fun benar-benar telah menjadi terputar balik yang puncaknya terjadi pada sekitar 12 AM tanggal 17. Para senior alumni yang diundang sebagian besar telah lepas kontrol sehingga terjadi kontak fisik(penendangan, diinjak,ada yang terkena sundut rokok juga walau tak sengaja diakibatkan karena para senior alumni tersebut merokok sambil melakukan acara perpeloncoan dan tak hanya itu dari ulut mereka tercium aroma khas alkohol). Para peserta direndam di air lumpur disaat hari mencapai dinginnya puncak malam dan setelah proses perpeloncoan itu yang lebih kurang 1 jam korbanpun berjatuhan. kembali di pos utama sekitar pukul 3 Am dan dilarang ganti baju hingga pukul 6 Am. 2 orang gugur ke tim medis akibat tak kuasa menanggung hawa dingin yang menusuk. dalam acara 3 hari 2 malam tersebut pada hari kedua tidak diberikan waktu shalat ashar dan pada hari terakhir tak ada dapat mengerjakan shalat secara sempurna dikernakan najis saat direndam dalam lumpur (ada yang haid ikut masuk kedalam kolam juga). 3 hari tak ada yang boleh mandi sehingga mengakibatkan juga kerugiaan medis pada peserta ditambah bayak kerugian lain.
Yang lebih mengecewakan ialah BAKTI SOSIAL yang mereka umbarkan sebelumnya hanya sebuah acara simbolis serah terima.
Pelajaran yang didapat bukan lagi keberanian ketahanan mental seperti apa yang banyak diumbarkan oleh mereka. NAMUN, dibalik itu semua pelajaran yang berharga ialah HAK OTORITAS SEBUAH KEKUASAAN, Penghalalan segala cara dalam mencapai tujuan yang dimaksud, dan tak lupa bahwa pondasi agama bukan pokok dari kehidupan pendidikan.
inilah yang terjadi disekitar kita jadi jangan heran jika para pemimpin (DPR/MPR) kita belum lama ini terdengar hendak belajar ATTITUDE ke YUNANI. Benar-benar pembuktian implisit tentang bobroknya Negeri ini.
Oleh : Rarasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar