Kamis, 20 Januari 2011

Terimakasih Allah

Engkau telah memberiku nafas kehidupan.

Engkau terus ada mendapinginku ya Allah.

Panjatan do'a seorang anak kecil beberapa belas tahun lalu engkau kabulkan.

walau dengan pahit getir sebuah perjalanan.

Dari aku yang sungguh-sungguh tak mengenalMu ketika terlahir kedunia.

Sampai aku yang sekarang mendapati kemurnian jalanMu ya Rabb.

Segenap sembah sujudku, dan aku berusaha berjalan dijalanMu meski harus terseok meski harus merangkak.

Aku tak perduli. . . . . .

Satu persatu muzizat Kau tampakan dihadapku ya Rabb.

Terkadang aku menjerit mengapa aku yang menjalani ini.

Terkadang aku rindu sebuah pelukan hangat dalam segenap hari-hariku yang telah menjadi bayang.

Aku rindu kepolosan seorang anak yang hany sejejak ku rasa karena Engkau bukakan padaku tabir rahasia.

Aku terdiam, berfikir dan menatap ke depan.

Sungguh lika liku tajam yang menggemblengku memilliki kemurnian arti ketulusan.

Yang mengajarku penuh dengan kasih.

Itu Engkau ya Rabb.

Walau banyak darah dan air mata tertumpah.

Kisah hidupku adalah syukur pada-Mu.

Kini saat harus kujalani hari-hari bersamanya, bersama mereka.

Tak semulus wajah seorang balita.

Aku tetap tersenyum.

Kau berikan semua ni padaku.

Aku tahu Engkau telah persiapkan aku untuk menghadapinya.

Allah Tuhanku Maha Tunggal.

Tiada puji yang sanggup menyamai keelokanMu.

Engkau adalah sebaikbaiknya Guru.

Untukku tentang hidup dan ketaatan dalamMu.

Jika aku harus kembali, Hanya sebuah pintaku.

Kembalikan aku padaMu dalam sebaik-baiknya pertemuan kembali denganMu dan dengan segenap mereka yang kusayangi.

Rara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar