Jumat, 19 November 2010

Dear Diary


Hari sudah beranjak senja, setahun lebih sudah berlalu dari masa itu. Sebuah hari dimana aku bergerak menuju kehidupan dan penghidupan baru. Mengubur sisi gelap dalam jiwaku jauh dan jauh sebagai rongsokan masa silam. Dengan sebuah baterai yang siap mencharge keberadaan sadarku, aku terbimbing sejejak dan sejejak.

Bermula dari pertemuan singkat yang membawa aku kedalam arus terikat. Sebuah arus menuju lautan lepas nan indah walau tak seindah jalan yang harus dilewatinya. Hina dera dan kemunafikan menjadi cercaan jiwa ini selama hari-hari pembaktian. Selongsong suara kebenaran aku deru deru hingga bising otopun harus ikut menyertai hijrah singkatku dalam kesunyian. Dalam sebuah tindak tiada pasti aku langkahkan kaki mengungsi menuju kota lain demi mempertahankan diriku aku dan keyakinan kebenaran atasku. Leka yang selama ini menjadi bagian dari namaku kian ku tinggal pergi. Berganti sesosok yang siap menghadapi mentari.

Begitulah kerja manis tangan Tuhan dalam hidupku sebuah kisah tindak tanduk yang amat berliku. satu dua tiga terbit terbenam mentari bergilir aku pun kembali dalam kepalsuan kedok sebuah hegemoni berbintang "keluarga". Dengan siksa batin yang sangat membuatku kecewa dan bungkam sampai detik tertulis note ini.

Larangan bukan berarti pagar penghalang. Rintangan berarti pengalaman pendewasaan, diam dan sabar aku berlindung di bawah bendera abu-abu. Membolak balik hitam putih yang menjadi wajahku. Bukan lagi bernama "AKU" tetapi "KAMI" dan bukan "DUA" tetapi "TIGA". Semua kusyukuri meski irisan hati terkadang tak dapat ku pungkiri ini adalah penokohanku sebuah jiwa diantara anta maupun prota-gonis. Ini jiwaku yang menyimpan sejuta kasih meski harus ku gadaikan darahku.

Bulan ini istimewa, aku terseyum menyambutnya tahun ke-8 kebersamaan mereka dan millad bagi kami semua. Semoga Tuhan memberi yang terbaik untuk kita semua Kau, Kau dan Aku.

Sedikit menilik berapa pekan sebelum ini. Seakan mudah hari-hari menggeserkan jarum-jarum dinding. Aku terus tumbuh dan berkembang dalam rohani yang dipaksa berimbang. Namun, seakan kemarahan muda itu masih terpendam, aku pun membabi buta ditengah resahnya perjalanan. Rontaan yang banyak sebelumnya harus dipendam, keluar menelisik lewati celah-celah mungil. Ya, demikian tak sempurnanya seorang anak manusia.

Aku tahu ini bukan jawaban atas gundahku, bukan pula penyelesaian. Hingga tiba kekalapan akan raga aku berpandu wisata dengan hasrat demon kecil. Tak elak tamparan keraspun ku rasa tidak bukan berupa luka yang menganga tapi dalam dalam terpejam.

Tamparan manis yang ku pahami kandungan jamu di dalamnya. Ku coba resapi sedikit demi sedikit pahit dalam sehat yang dikandungnya. Ah aku membaik walaupun sedikit pula harus kembali terlena oleh kesalahan yang sama. Letih aku memaki letih aku memberontak hanya pelukan hangat harap kini hanya kasih dekapan suci.

Melepas penat segala problematika aku pun bergegas pergi hari ini menuju sebuah kota yang masih cukup nyaman udara untuk ku hirup. Aku berdua dengan seorang kawan baik, sejenak ia harus tinggalkanku tak lama may be 5 until 10 minutes tetapi kepergiaanya memberi sedikit ruang yang ternyata memang aku perlukan selama ini. Ruang syukur dengan melihat dan menatap manusi-manusia lain. Diantara banyak kesibukan dan tersebarnya putra putri Adam dalam petak-petak sebuah ruang interaksi mereka menyadarkan "Aku tak sendiri" semua memiliki masalah semua memiliki rintang dan begitu banyak jalan penyelesaian maka aku harus kuat bertahan demi sebuah mimpi yang ingin ku kibarkan kebesarannya nanti.

Tuhan terimakasih atas hari indah ini. Terimakasih telah mengirimi malaikat-malaikat kecilmu untuk temani aku, menegurku dan menggandeng mesra tubuh yang renta milikku. Karena aku percaya "Semua akan menjadi indah pada waktunya".


2 komentar:

  1. tulisan yang bagus, aku juga banyak mengingat prinsip2 macam ini dalam hidupku. bukannya pasrah, tapi lebih kepada ikhlas. aku juga masih terus memperdalam ilmu ikhlas ini, berpegang pada keyakinan, rasa syukur yang nikmat atas karunia yg diberikan dalam waktu-Nya. jadi kita memang tidak harus menyerah..
    doa yg kita panjatkan akan makbul 100% asal kita terus memanjatkan doa tersebut sampai makbul,,

    ps. jumat ini, dr sebelum lo sms smp hampir seharian setelahnya, entah knp pesan lo sampai ke gw jg dr situasi2 lain. dr cara ortu gw smp org2 tak dikenal yg mengungkapkan "jangan menyerah"..
    jadi brkah apapun yg lo dapat, semoga hari2 terbaik itu tetap berlanjut dengan baik dalam hidup lo,,
    Amien Ya Robbalalamin.. (^.^)

    BalasHapus
  2. amiennn karena Allah terlalu menyayangi kita kak \(^^)/

    BalasHapus